Senin, 30 November 2009

Mendadak Syuting...

Gladi sebelum show dimulai...
Satu lagi acara yang ujuk-ujuk buat aku agak shock. Salah Pak Hammam dan  Pak Rifky menugasiku untuk menari di TVRI Jawa tengah untuk mengisi sebuah acaranya di TVRI Jawa Tengah yang bernama Relax Show. Aku gak bisa apa-apa, karena sudah didaulat harga mati. Akhirnya, aku memutuskan untuk menampilkan  tari Panji Semirang, tari dari provinsi Bali. Mereka menyetujui, dan kemudian yang terjadi setelah itu hanyalah latihan dan latihan nari terus sampai jari-jari tanganku kram..  

Belum selesai dengan urusan tari-menari, ujuk-ujuk-nya lagi, anak yang mendapat tugas bertanggung jawab untuk membuat drama berbahasa Inggris, Icin, malah menthok gak punya ide. Yang jadi direkturnya aja bingung,  apalagi anak-anaknya yang main drama?! Mereka juga belum pernah punya pengalaman untuk membuat drama bahasa Inggris sebelumnya. Mereka bener-bener bingung dengan apa yang harus mereka lakukan untuk membuat drama singkat selama lima menit, dengan tema: Domesday (hari kiamat yang katanya bakal terjadi tahun 2012). Nah, kebetulan waktu itu aku main di tempat mereka latihan di kampus, tepatnya di ruang UKM CEC. Ternyata mereka masih bingung kesana-kemari tak tahu apa yang harus dilakukan. Hari itu sudah hari senin. Dan kita bakal disyuting untuk pertama kali dalam hidup kita pada hari kamisnya. Entah bagaimana caranya, tangan Tuhan bekerja... Aku yang pada akhirnya pegang drama. Semua-semua disiapkan dalam waktu 3 hari, mulai dari nulis naskahnya, ngajarin reading-nya, blocking-nya, ekspresinya, dll.. 

Alhamdulillah, setelah pesiapan ngebut tiga hari berturut-turut sampai ijin gak masuk kuliah segala, tepat pada waktunya, kita berhasil membuat semuanya berkesan, terutama pak produsernya. Dionek'ke "ayu" barang kok.. Wkwkwkwk! Karena acaranya berjalan lancar, kita semua ditraktir sama dosen kita makan sepulangnya dari TVRI. Kesele ilang! Hahaha... 



Ini siapa hayoo....? :p





Kamis, 19 November 2009

Habis mengajar, mari berdansa...


Di suatu sore, di salah satu rumah di daerah Perumahan Tanah Mas, Semarang...

Tante Ming : "Opo wis iso tho Jok, cah-cah dimelok'ke?" (Apa sudah bisa sih Jok, anak-anak diikutkan?)
Om Joko : "Pada mereka basicnya sama kok... maju aja.. aku yakin mereka bisa... 
Kita : "WWhhhhhaaaattt...?!!!!" (secara serentak) 

Ini adalah kali pertama aku ikutan kompetisi dansa, judulnya "Semarang Open Dance Sport Competition". Kalo Om Joko (Pelatih utama senior kontingen atlit dansa Salatiga-Adik kandungnya Tante Ming) gak bilang begitu,  kita pasti gak akan terjun ke dance floor. Kitanya sempat syok selama kurang lebih tiga hari dengan keputusan ini, melihat kitanya sendiri yang dansanya masih dirasa awur-awuran.. 

Mita, Putri dan Fara
Kompetisi ini sendiri diadakan di Mall Sri Ratu, Semarang. Sejak sepulangnya aku dari KKN (Kuliah Kerja Nyata) & PPL (Praktek Pendidikan Lapangan) yang super duper melelahkan - namun berkesan di Kecamatan Windusari, Kab. Magelang, ujuk-ujuk aku di "tembak" Tante Ming (pelatih dansa kita) buat ikutan kompetisi dansa ini. Batinku berkata' "Habis liat orang macul (memacul/bertani) di sawah, kok langsung di suruh  nari dansa ala Eropa..". Walaupun hanya kelas "Close Jateng" (pesaingnya cuma para pedansa yang mewakili kota-kota di wilayah Jawa Tengah saja), tapi tetep aja buat jantung ini dag-dig dug.. 

Pasanganku, namanya Putri, juga kaget setengah mati dengan keputusan Tante Ming itu. Temenku yang lain, Prast (foto-red), juga  kaget minta ampun. Dia merasa kalo dia yang paling lemah dansanya dibanding sama temen-temen se-kontingen Salatiga yang lain. Eh.. pada akhirnya, kita semua dapat "nomer", alias menang. Fara dan Fufu dapet juara tiga, aku dan Putri dapet juara harapan 1, Vino-Ninez dapet harapan dua, dan Prast menang juga... dapet harapan 3 (Lha kok berurutan!!!). Awalnya ketika nomernya dipanggil, dia gak percaya sampai dipanggil dua kali oleh si pembawa acara... Mas Prast bilang: "Ra Nyongko Aku!" (Gak Kusangka!)... "Hahahahahaha... Lumayanlah... lomba tingkat provinsi je!!", jawabku.